Google
 

01 September 2008

[Dokter Umum] FYI :Penipuan OMNI Iternational Hospital Alam Sutera Tangerang

FYI: informasi dr milist sebelah juga,,
--- On Thu, 8/28/08, dhewhel sweet <pussy_whel@yahoo.com> wrote:
From: dhewhel sweet <pussy_whel@yahoo.com>
Subject: <efkaem-ui> Fw: OOT :Penipuan OMNI Iternational Hospital Alam Sutera Tangerang
To: "anak2_DOETA" <doeta@googlegroups.com>, "anak2_PHui2003" <phui03_s1zone@yahoogroups.com>, "eFKaeM_ui" <efkaem-ui@yahoogroups.com>
Date: Thursday, August 28, 2008, 9:24 AM



FYI: informasi dr milist sebelah juga,,

--- On Wed, 8/27/08, bambang_agus pratikno <bambang_agus_ pratikno@ yahoo.co. id> wrote:

From: bambang_agus pratikno <bambang_agus_ pratikno@ yahoo.co. id>

Subject: [HSE Indonesia] OOT :Penipuan OMNI Iternational Hospital Alam Sutera Tangerang

To: "Adrianto Fonda" <adrianto_fonda@ yahoo.com>, "Andre KG" <awaskita@gmail. com>, "Arief Eko Isdianto" <Arief@sarijayasecur ities.com>, "Arry Dewangga" <coriyama@yahoo. co.nz>, "Buchori Ai Andries" <ad_24_il@yahoo. com>, "Budi Texpad" <texpadsoft@yahoo. com>, "Citra Dumi" <nurlaila.citra@ yahoo.com>, "Dian Dumi" <dianross_cute@ yahoo.co. id>, "Dian Mardiani" <diean_06@yahoo. com>, "Fajar Suharyanto" <fsuharyanto@ yahoo.com>, "Fauzi BtexB" <idku_nih@yahoo. com>, "Ferry Tajimalela" <tajimalela_uk@ yahoo.com>, "GuyonYook Moderator" <Guyon-Yook-owner@ yahoogroups. com>, "HSE Club" <HSE-Club-Indonesia@ yahoogroups. com>, "Iin Panca" <iin@pancaprima. com>, "Ismi Yatun" <ismie94@yahoo. com>, "Lina` Dumi" <adlien_mutz@ yahoo.co. id>, "Mella Dumi" <mella_dumi@yahoo. com>, "Mira Kurniati" <aby161104@yahoo. com>, "Misteri Net" <misteri_net@ yahoogroups. com>, "Personalia Panca" <ppa@pancaprima. com>, "PPIC DUMI" <ppicdumi@yahoo. com>, "Prass Eko Patria"
<tiko628@gmail. com>, "Ridwan

Misteri" <gentaralam@yahoo. co.id>, "Tina Dumi" <theres08@yahoo. com>, "Whisnu Derajat" <wde@pancaprima. com>, "Yamaha Scorpio" <yamaha_scorpio@ yahoogroups. com>, "Yohsafety Misteri" <yohsafety@yahoo. com>, "Yudanto Kusmargono" <Yudhanto.Kusmargono @map.co.id>, "Yunus Sagita" <yunussagita@ yahoo.com>

Date: Wednesday, August 27, 2008, 2:40 AM

FYI Informasi dari Milist sebelah...

Subject: Penipuan OMNI Iternational Hospital Alam

Sutera Tangerang

Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia

lainnya,

terutama anak-anak, lansia dan bayi.

Bila anda berobat,

berhati-hatilah dengan kemewahan RS dan title

International karena semakin

mewah RS dan semakin pintar dokter maka

semakin sering uji coba pasien,

penjualan obat dan suntikan.

saya tidak mengatakan semua RS

International seperti ini tapi saya

mengalami kejadian ini di RS Omni

International.

Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB, saya

dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala, datang ke RS. OMNI

Intl dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang

tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang

bagus.

Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan

hasilnya 39

derajat.  Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan

hasilnya adalah

thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah

200.000,  

 

saya diinformasikan dan ditangani oleh dr. Indah

(umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap.   

 

Dr. Indah melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan

masih sama yaitu thrombosit

27.000.   

 

Dr. Indah menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan tapi saya meminta referensi darinya

karena saya sama sekali buta dengan RS ini.   

 

Lalu referensi dr. Indah adalah dr. Henky.  Dr. Henky memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan

saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam

berdarah.

Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa

penjelasan atau ijin pasien atau keluarga pasien suntikan

tersebut untuk apa.   

 

Keesokan pagi, dr.Henky visit saya dan

menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab

bisa dilakukan revisi ? ),  

 

saya kaget tapi dr. Henky terus memberikan

instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan

yang saya tidak tahu dan tanpa ijin pasien atau keluarga

pasien.   

 

Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan

jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah.   

 

Saya sangat kuatir karena dirumah saya memiliki 2 anak yang masih batita jadi saya lebih memilih

berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya

percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard

Internatonal.

Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam

suntikan yang setiap

suntik tidak ada keterangan apapun dari suster

perawat, dan setiap saya

meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang

memuaskan, lebih

terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan

pasien harus

menerimanya.   Satu box lemari pasien penuh dengan

infus dan suntikan

disertai banyak ampul.

Tangan kiri saya mulai

membengkak, saya minta dihentikan infus dan

suntikan dan minta ketemu

dengan dr. Henky namun dokter tidak datang

sampai saya dipindahkan ke

ruangan.   

 

Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan

datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa, setelah

dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr. Henky saja.

Esoknya dr.

Henky datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster

untuk memberikan

obat berupa suntikan lagi, saya tanyakan ke dokter

tersebut saya sakit apa

sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara.

 

Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah tapi dr. Henky

tetap

menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara.   

 

Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali

diberikan suntikan yang sakit sekali.

Malamnya saya diberikan

suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang

sesak napas selama 15 menit

dan diberikan oxygen.  

 

Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr. Henky

saja.   

 

Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus padahal tangan

kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya.

Saya minta dengan

paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan.

Esoknya

saya dan keluarga menuntut dr. Henky untuk ketemu dengan kami

namun janji

selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari.   

 

Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr.

Henky mengenai sakit saya,  suntikan, hasil lab awal yang 27.000

menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat

hidup saya belum pernah terjadi.

Kondisi saya makin parah dengan

membengkaknya leher kiri dan mata kiri

saya.

Dr, Henky tidak

memberikan penjelasan dengan memuaskan, dokter tersebut 

malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan

obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus

kembali.   

 

Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr. Henky

bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya

saya bisa rawat jalan saja. 

 

Dr. Henky menyalahkan

bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan.

Keesokannya kondisi saya

makin parah dengan leher kanan saya juga mulai

membengkak dan panas kembali

menjadi 39 derajat namun saya tetap tidak mau 

dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS

lain.   

 

Tapi saya membutuhkan  data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya

dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif.

Dalam catatan

medis, diberikan keterangan bahwa BAB saya lancar padahal

itu kesulitan

saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow upnya

sama sekali.  

 

Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.

Saya

ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat

dikagetkan

bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak 

adalah 181.000, kepala lab saat itu adalah dr. Mimi dan setelah

saya complaint dan marah-marah, dokter tersebut

mengatakan bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni

maka saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang

hasil lab tersebut.

Saya mengajukan complaint tertulis ke Manajemen

Omni dan diterima oleh Ogi (customer service coordinator) dan saya

minta tanda terima.   

 

Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan

complaint, saya benar-benar  dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan

staff Ogi yang tidak ada service  nya sama sekali ke customer

melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan

complaint tertulis.

Dalam kondisi sakit, saya dan suami saya ketemu

dengan Manajemen, atas

nama Ogi (customer service coordinator) dan dr.

Grace (customer service

manager) dan diminta memberikan keterangan kembali

mengenai kejadian yang terjadi dengan saya.

Saya benar-benar

habis kesabaran dan saya hanya meminta surat  pernyataan 

dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan

181.000 

makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi

thrombosit 181. 000 saya masih bisa rawat

jalan.

Tanggapan dr. Grace yang katanya adalah penanggung jawab masalah

complaint ini tidak profesional sama sekali.   

 

Tidak menanggapi complaint dengan baik, dia mengelak bahwa lab

telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr. 

Mimi informasikan ke saya.   

 

Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen dan dr. Henky namun tidak bisa dilakukan

dengan alasan akan dirundingkan  ke atas (Manajemen) dan berjanji akan

memberikan surat tersebut jam 4 sore.

Setelah itu saya ke RS lain dan

masuk ke perawatan dalam kondisi saya

dimasukkan dalam ruangan isolasi

karena virus saya ini menular, menurut

analisa ini adalah sakitnya

anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah

parah karena sudah membengkak,

kalau kena orang dewasa yang ke laki-laki  bisa terjadi impoten dan

perempuan ke pankreas dan kista.   

 

Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS

Omni yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan

sudah diberikan suntikan macam- macam dengan dosis tinggi sehingga

mengalami sesak napas.

Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS

yang baru ini dan   memang  saya tidak kuat dengan suntikan

dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas.

Suami saya datang kembali ke

RS Omni menagih surat hasil lab 27.000

tersebut namun malah dihadapkan ke

perundingan yang tidak jelas dan

meminta diberikan waktu besok pagi datang

langsung ke rumah saya. 

 

Keesokan paginya saya

tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum 

ada orang yang datang dari Omni memberikan surat

tersebut.   

 

Saya telepon  dr. Grace sebagai penanggung jawab compaint

dan diberikan keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya namun

sampai jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang

kerumah saya.   

 

Kembali saya  telepon dr. Grace dan dia mengatakan bahwa

sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah, ini benar-benar

kebohongan RS yang keterlaluan sekali, dirumah saya tidak ada nama Rukiah,

saya minta disebutkan alamat  jelas saya dan mencari datanya sulit sekali

dan membutuhkan waktu yang lama.   

 

Logikanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya kemana kan ?  

 

makanya saya sebut Manajemen Omni PEMBOHONG BESAR semua.   

 

Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa

orang.

Terutama dr. Grace dan Ogi, tidak ada sopan santun dan etika

mengenai

pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard International

yang RS ini cantum kan  .

Saya bilang ke dr.

Grace, akan datang ke Omni untuk mengambil surat

tersebut dan ketika suami

saya datang ke Omni hanya dititipkan ke

resepsionis saja dan pas dibaca isi

suratnya sungguh membuat sakit hati

kami, pihak manajemen hanya menyebutkan

mohon maaf atas ketidaknyamanan  kami dan tidak disebutkan mengenai

kesalahan lab awal yang menyebutkan 27. 000 dan dilakukan revisi

181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan

makin memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni.

Kenapa saya dan

suami saya ngotot dengan surat tersebut ?  

karena saya ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu

benar ada atau fiktif saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat

inap.   

 

Dan setelah beberapa kali  kami ditipu dengan janji maka sebenarnya

adalah hasil lab saya 27.000  adalah FIKTIF dan yang sebenarnya saya

tidak perlu rawat inap dan tidak  perlu ada suntikan dan sesak

napas dan kesehatan saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani

dengan baik.

Saya dirugikan secara kesehatan, mungkin dikarenakan biaya

RS ini dengan

asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi

saya semaksimal  mungkin tapi RS ini tidak memperdulikan

efek dari keserakahan ini.

Ogi menyarankan saya bertemu dengan direktur

operasional RS Omni (dr.

Bina) namun saya dan suami saya terlalu lelah

mengikuti permainan

kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan

dirawat di RS lain.

Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada

kondisi mata saya yang  selaput atasnya robek dan terkena virus

sehingga penglihatan saya tidak  jelas dan apabila terkena sinar saya tidak

tahan dan ini   membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan.

Setiap

kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing, 

benar.... tapi apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS

yang 

dpercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh

mengecewakan,  semoga Allah memberikan hati nurani ke

Manajemen dan dokter RS Omni supaya  diingatkan kembali bahwa mereka

juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit

dan membutuhkan medis, mudah-mudahan tidak  terjadi seperti yang saya alami

di RS Omni ini.

Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu

pembaca adalah karyawan  atau dokter atau Manajemen RS Omni, tolong

sampaikan ke dr. Grace, dr.  Henky, dr. Mimi dan Ogi bahwa jangan sampai

pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda.

Saya

informasikan juga dr. Henky praktek di RSCM juga, saya tidak

mengatakan

RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari

dokter

ini.

 

 

salam,

Prita

Mulyasari

Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!

[Non-text portions of this message have been removed]











[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

[ Forum Kesehatan : http://www.medisiana.com ]Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/dokter_umum/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/dokter_umum/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:dokter_umum-digest@yahoogroups.com
mailto:dokter_umum-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
dokter_umum-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: