Google
 

02 Januari 2009

[Dokter Umum] Kisah Sang Biduran

KISAH SANG BIDURAN

Andi sangat bahagia hari ini karena ia baru saja selesai menjalani khitanan.
Dokter mengingatkan untuk istirahat dan minum obat yang diberikan, tetapi
entah mengapa, setelah Andi meminum obat, ia mengalami biduran yang
berbentuk pulau-pulau di sekujur tubuhnya. Ibunya pun panik!

Biduran, hives, darah dingin, atau dalam istilah kedokterannya, urtikaria,
sebenarnya adalah tanda reaksi pada pembuluh darah di kulit akibat oleh
suatu perangsangan, yang akan dijelaskan pada bagian lain. Biduran adalah
penyakit kulit yang sering dijumpai. Fakta yang menarik bahwa 15-25% orang
yang ada pasti pernah terkena biduran.

Reaksi pada pembuluh darah tersebut membuat pembengkakan pada lapisan dermis
kulit dan ditandai dengan benjolan berdinding agak keras pada kulit.
Benjolan ini bias saja muncul di sebagian tubuh dan bahkan seluruh tubuh.
Biduran akan timbul dengan cepat dan hilang timbul perlahan-lahan kurang
dari 24 jam. Biasanya penderita akan merasa gatal, tersengat, dan seperti
tertusuk-tusuk.

Hal-hal yang dapat merangsang timbulnya biduran adalah:
a. Obat-obatan, seperti penisilin, obat sedative, obat pencahar, aspirin,
dan lainnya
b. Makanan, seperti coklat, kerang-kerangan, kacang, tomat, stroberi, melon,
daging, keju, bawang putih, dan rempah-rempahan, telur, ragi.
c. Infeksi bakteri, jamur, parasit
d. Zat yang dihirup, seperti serbuk sari, tungau debu rumah, bulu binatang,
biji kapas, kapang, kosmetik, zat alergi.
e. Zat yang tersentuh, seperti bulu, air liur hewan, binatang laut, serbuk
tekstil, tumbuhan, buah, bahan kimia
f. Lingkungan, seperti suhu, radiasi, air, mekanis, latihan.


Bagaimana cara diagnosa?
Dokter akan mendiagnosa dengan anamnesa (wawancara), pemeriksaan fisik, tes
provokatif. Untuk tes penunjang dapat dilakukan tes uji rutin pada darah,
feces, dan urin, pemeriksaan terhadap infeksi, profil kimia darah, tes
serologis, tes kulit, tes RAST, dan biopsy kulit. Atau pendekatan lain
dengan cara deteksi memakai tekhnologi biofisika.

Perawatan apa yang harus dijalani?
Yang terpenting adalah penderita ahrus menghindari zat-zat atau obat
penyebab bidurannya. Kemudian dapat diberikan pula pengobatan antihistamin,
kortikosteroid, dan lainnya. Pengobatan ini harus dilakukan dengan petunjuk
dokter. Terapi yang sedang berkembang saat ini adalah dengan cara Biofisika
yang berusaha melakukan pendekatan dari gejala klinis yang timbul dari
factor penyebab. Sehingga kondisi sang biduran ini dapat diatasi.

Apakah biduran membahayakan jiwa?
Tidak. Biduran yang akut (timbul dari masa yang tidak begitu lama) akan
lebih mudah diobati dibandingkan yang kronis (sudah cukup lama timbulnya).
Biduran ini memerlukan bantuan dokter. Anda dapat menghubungi dokter umum
atau dokter spesialis kulit dan kelamin (Sp.KK).

Daftar Pustaka:

1. Wijaya, Lorettha. 2008. Urtikaria. Departemen Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya: Jakarta.

2. Aisyah, Siti. 2007. Urtikaria dalam Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Departemen Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: Jakarta.

3. Regumed Institute. Regumed <http://regumed.de/> Institute

Regards,

Dr. Lia Brasali Ariefano


[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

[ Forum Kesehatan : http://www.medisiana.com ]Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/dokter_umum/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/dokter_umum/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:dokter_umum-digest@yahoogroups.com
mailto:dokter_umum-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
dokter_umum-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: