Apakah kita perlu memberikan dukungan? Gimana caranya ya? Demo ?
Saya kira kasusnya akan spt kasus manohara....MELAWAN TIRANI
On 6/2/09, dewi puspasari <dewi_st3@yahoo.com> wrote:
> Masih inget dengan Prita,
> seorang Ibu yang mencurahkan perasaan via email ke beberapa rekannya
> tentang kurang bagusnya pelayanan di sebuah RS International.
>
> Akibat email tsb, sang ibu ini masuk penjara dan tidak menyusui anaknya.
> Tuduhannya pencemaran nama baik.
>
> Berikut dibawah ini..
> yang dianggap dari milis sebelah, sebagai tulisan prita.
>
> Bagaimana tanggapan dari para pemerhati medis dan para medis.??
>
> ** binggung, dari mana sisi pencemaran nama baiknya ya..***Â
> ________________________________
>
> Dewi Puspasari
> Mobile Phone  : +628156231670
> E-mail/YM/FS/FB: dewi_st3@yahoo.com
>
> ________________________________
>
>
>
>
>
> ----- Forwarded Message ----
> From: juliana charmy <july_purplerose@yahoo.com>
> To: Chic-ersTalk@yahoogroups.com
> Sent: Tuesday, June 2, 2009 12:39:57 PM
> Subject: Re: [Chic-ersTalk] OMNI BATAVIA
>
>
>
>
>
> Walah akhirnya dipenjara yahh,Mba..soalnya sempet ada di koran Kompas wkt
> itu, ternyata separah itu yahh >.<
> Btw, ini isi emailnya :
>
>
> From:prita mulyasari [mailto:prita. mulyasari@ yahoo.com]
> Sent: Friday, August 15, 2008 3:51 PM
> To: customer_care@ banksinarmas. com; hendra.goenawan@ banksinarmas. com;
> Hendra Goenawan; mario pasla; Lesthya theresa; Lucy Juliana Sapri; Andri
> Nugroho; Anton Ferdiansyah; ADI ATMANTO; Adia Adithiya Pradithama; Cindy
> Robertha; Credit Card Supervisor; Yusuf Centerix; dekkyharyanto@ yahoo.com;
> kakak gue; Setiawan Diana; Johan; Nadhya Budhiman; Renny Rosanna; Vanty
> Valentina
> Subject: Penipuan OMNI Iternational Hospital Alam Sutera Tangerang
> Â
> Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia lainnya,
> terutama anak-anak, lansia dan bayi.
> Bila anda berobat, berhati-hatilah dengan kemewahan RS dan title
> International karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin
> sering uji coba pasien, penjualan obat dan suntikan.
> Â
> Saya tidak mengatakan semua RS International seperti ini tapi saya mengalami
> kejadian ini di RS Omni International.
> Â
> Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB, saya dengan kondisi panas
> tinggi dan pusing kepala, datang ke RS. OMNI Intl dengan percaya bahwa RS
> tersebut berstandard International, yang tentunya pasti mempunyai ahli
> kedokteran dan manajemen yang bagus.
> Â
> Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39
> derajat. Â Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah
> thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000, saya
> diinformasikan dan ditangani oleh dr. Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib
> rawat inap. Â Dr. Indah melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah
> saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000. Â
> Dr. Indah menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan tapi saya
> meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Â Lalu
> referensi dr. Indah adalah dr. Henky. Â Dr. Henky memeriksa kondisi saya dan
> saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam
> berdarah.
> Â
> Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau ijin
> pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Â Keesokan pagi,
> dr.Henky visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam
> bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?), saya kaget
> tapi dr. Henky terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan
> berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa ijin pasien atau
> keluarga pasien. Â Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan
> tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Â
> Saya sangat kuatir karena dirumah saya memiliki 2 anak yang masih batita
> jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya
> saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional
> standard Internatonal.
> Â
> Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap
> suntik tidak ada keterangan apapun dari suster perawat, dan setiap saya
> meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan, lebih terkesan
> suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Â
> Satu box lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak
> ampul.
> Â
> Tangan kiri saya mulai membengkak, saya minta dihentikan infus dan suntikan
> dan minta ketemu dengan dr. Henky namun dokter tidak datang sampai saya
> dipindahkan ke ruangan. Â Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali
> ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter
> apa, setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr. Henky
> saja.
> Â
> Esoknya dr. Henky datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk
> memberikan obat berupa suntikan lagi, saya tanyakan ke dokter tersebut saya
> sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Â Saya tanyakan
> berarti bukan kena demam berdarah tapi dr. Henky tetap menjelaskan bahwa
> demam berdarah tetap virus udara. Â Saya dipasangkan kembali infus sebelah
> kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali.
> Â
> Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak
> napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya
> berkata menunggu dr. Henky saja. Â Jadi malam itu saya masih dalam kondisi
> infus padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan
> kiri saya.
> Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan
> suntikan dan obat-obatan.
> Â
> Esoknya saya dan keluarga menuntut dr. Henky untuk ketemu dengan kami namun
> janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Â Suami dan kakak-kakak
> saya menuntut penjelasan dr. Henky mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab
> awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam
> riwayat hidup saya belum pernah terjadi.
> Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri saya.
> Â
> Dr, Henky tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan, dokter tersebut
> malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan
> kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Â Kami berdebat mengenai
> kondisi saya dan meminta dr. Henky bertanggung jawab mengenai ini dari hasil
> lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. Â Dr. Henky
> menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan.
> Â
> Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai
> membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat namun saya tetap tidak mau
> dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Â Tapi saya membutuhkan
> data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan
> data medis yang fiktif.
> Â
> Dalam catatan medis, diberikan keterangan bahwa BAB saya lancar padahal itu
> kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow upnya
> samasekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang
> 181.000 bukan 27.000.
> Â
> Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat
> dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak
> adalah 181.000, kepala lab saat itu adalah dr. Mimi dan setelah saya
> complaint dan marah-marah, dokter tersebut mengatakan bahwa catatan hasil
> lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni maka saya desak untuk bertemu
> langsung dengan Manajemen yang memegang hasil lab tersebut.
> Â
> Saya mengajukan complaint tertulis ke Manajemen Omni dan diterima oleh Ogi
> (customer service coordinator) dan saya minta tanda terima. Â Dalam tanda
> terima tersebut hanya ditulis saran bukan complaint, saya benar-benar
> dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Ogi yang tidak ada service nya
> sama sekali ke customer melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta
> tanda terima pengajuan complaint tertulis.
> Â
> Dalam kondisi sakit, saya dan suami saya ketemu dengan Manajemen, atas nama
> Ogi (customer service coordinator) dan dr. Grace (customer service manager)
> dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai kejadian yang terjadi
> dengan saya.
> Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat pernyataan
> dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan 181.000
> makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi thrombosit
> 181.000 saya masih bisa rawat jalan.
> Â
> Tanggapan dr. Grace yang katanya adalah penanggung jawab masalah complaint
> saya ini tidak profesional samasekali. Â Tidak menanggapi complaint dengan
> baik, dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr.
> Mimi informasikan ke saya. Â Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen
> dan dr. Henky namun tidak bisa dilakukan dengan alasan akan dirundingkan ke
> atas (Manajemen) dan berjanji akan memberikan surat tersebut jam 4 sore.
> Â
> Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi saya
> dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular, menurut
> analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah
> parah karena sudah membengkak, kalau kena orang dewasa yang ke laki-laki
> bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan kista. Â Saya lemas
> mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni yang telah membohongi saya
> dengan analisa sakit demam berdarah dan sudah diberikan suntikan macam-macam
> dengan dosis tinggi sehingga mengalami sesak napas.
> Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan memang saya
> tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas.
> Â
> Suami saya datang kembali ke RS Omni menagiih surat hasil lab 27.000
> tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan meminta
> diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya. Â Keesokan paginya
> saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum ada orang yang
> datang dari Omni memberikan surat tersebut. Â Saya telepon dr. Grace sebagai
> penanggung jawab compaint dan diberikan keterangan bahwa kurirnya baru mau
> jalan ke rumah saya namun sampai jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum
> ada juga yang datang kerumah saya. Â Kembali saya telepon dr. Grace dan dia
> mengatakan bahwa sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah, ini
> benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali, dirumah saya tidak ada
> nama Rukiah, saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya
> sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. Â Logikanya dalam tanda terima
> tentunya ada alamat jelas surat tertujunya kemana kan ? makanya saya sebut
> Manajemen Omni PEMBOHONG BESAR semua. Â Hati-hati dengan permainan mereka
> yang mempermainkan nyawa orang.
> Terutama dr. Grace dan Ogi, tidak ada sopan santun dan etika mengenai
> pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard International yang RS ini
> cantum.
> Â
> Saya bilang ke dr. Grace, akan datang ke Omni untuk mengambil surat tersebut
> dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke resepsionis saja
> dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit hati kami, pihak manajemen
> hanya menyebutkan mohon maaf atas ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan
> mengenai kesalahan lab awal yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi
> 181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin
> memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni.
> Â
> Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? karena saya ingin
> tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif saja supaya
> RS Omni mendapatkan pasien rawat inap. Â Dan setelah beberapa kali kami
> ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil lab saya 27.000 adalah
> FIKTIF dan yang sebenarnya saya tidak perlu rawat inap dan tidak perlu ada
> suntikan dan sesak napas dan kesehatan saya tidak makin parah karena bisa
> langsung tertangani dengan baik.
> Â
> Saya dirugikan secara kesehatan, mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan
> asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal
> mungkin tapi RS ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini.
> Â
> Ogi menyarankan saya bertemiu dengan direktur operasional RS Omni (dr. Bina)
> namun saya dan suami saya terlalu lelah mengikuti permainan kebohongan
> mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.
> Â
> Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang
> selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak
> jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu
> yang cukup untuk menyembuhkan.
> Â
> Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing,
> benar.... tapi apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang
> dpercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh mengecewakan, semoga
> Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan dokter RS Omni supaya
> diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang
> tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis, mudah-mudahan tidak
> terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini.
> Â
> Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan
> atau dokter atau Manajemen RS Omni, tolong sampaikan ke dr. Grace, dr.
> Henky, dr. Mimi dan Ogi bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia
> hanya demi perusahaan Anda.
> Â
> Saya informasikan juga dr. Henky praktek di RSCM juga, saya tidak mengatakan
> RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.
> Â
> salam,
> Â
> Prita MulyasariÂ
>
> --- On Tue, 6/2/09, wiwi soeparto <wiwi.soeparto@ gmail.com> wrote:
>
>
> From: wiwi soeparto <wiwi.soeparto@ gmail.com>
> Subject: [Chic-ersTalk] OMNI BATAVIA
> To: chic-erstalk@ yahoogroups. com, womenradio@yahoogro ups.com
> Cc: jumatno@mncnetworks .com
> Date: Tuesday, June 2, 2009, 1:21 AM
>
>
> GUYS... TOLONGÂ DONG CARI TAU E MAIL APA YANG DI TULIS PRITA KE 10 TEMENNYA
> SOAL KASUS RS OMNI BATAVIA ALAM SUTRA.
> GARA-GARA DIA TULIS EMAIL ITU TRUS DIA DI ADUIN KE POLISI KASUS PENCEMARAN
> NAMA BAIK. SKR DIA DIPENJARA…….
> KALO ADA TOLONG SUPAYA DI SHARE YA???
> THX...
>
>
>
>
> CHEERS,
> WIWI
>
>
>
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
--
Best regard
-acha-
------------------------------------
[ Forum Kesehatan : http://www.medisiana.com ]Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/dokter_umum/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/dokter_umum/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
mailto:dokter_umum-digest@yahoogroups.com
mailto:dokter_umum-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
dokter_umum-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar