Dear Athirah,
Anda menulis ; contohnya: saya lebih memilih bayam dibandingkan suplemen zat besi, saya pun lebih memilih meminum susu ibu hamil secara teratur dibandingkan suplemen asam folat. Saat konsultasi, saya tanyakan pada dokter
Wah, ini informasi yang salah besar Bu.
Pertama : Kalau boleh saya luruskan, di dalam bayam tidak ada kandungan zat besi.
Zat besi hanya dapat anda perloeh dari makanan hewani yang berwarna merah karena darah atau dari tablet yang menggandung zat besi.
Kedua : Susu ibu hamil biasanya mengandung zat besi dan asam folat dalam kadar yang sudah sesuai utk kecukupan gizi ibu hamil.
Jika kadar asam folat yang anda konsumsi dari bahan alami jumlahnya kurang dari angka kecukupan gizi utk ibu hamil, maka janin yang lahir bisa berpotensi cacat bawaan seperti bibir sumbing karena tingginya kadar homosistein dalam darah sehingga mengganggu pembentukan organ pada janin dan kadar homosistein yang tinggi ini dapat diturunkan dengan asam folat dalam jumlah tertentu sesuai utk ibu hamil.
Di dalam literatur manapun tidak pernah dikatakan : Janin akan ketergantungan supplemen jika ibu hamil mengkonsumsi supplemen.
(anad menulis : Saya pernah mebaca literatur bahwa konsumsi suplemen vitamin terus-menerus selama kehamilan tidak selamanya baik, karena akan menimbulkan ketergantungan pada janin. Akibatnya, setelah lahir, bayi akan memiliki ketergantungan pada suplemen vitamin)
Kalau anda membaca literatur, maka bisa tunjukkan literatur mana, atas dasar ilmiah / tidak?, ada penelitiannya / tidak? hasil penelitian signifikan atau tidak?
Kalau anda hanya membaca di majalah atau tabloid, itu bukan literatur.
Hati-hati jika anda menganggap semua asumsi (seperti : ketergantungan supplemen, bayam mengandung zat besi, minum susu hamil pengganti tablet folat) anda berdasar literatur, maka anda salah besar.
Semoga tulisan ini bermanfaat meluruskan asumsi anda yang menurut saya tidak benar.
Terima kasih,
salam,
dr. Melyanti
0818 0868 1974
____________
From: Athirah bintu Mustadjab <ibusuku@yahoo.
To: dokter_umum@
Sent: Wed, January 6, 2010 3:25:54 PM
Subject: Re: [Dokter Umum] Mohon saran utk pilih dokter Kandungan yg tepat n baik
Alhamdulillah, saya sangat senang mendengar berita kehamilan istri Pak Riya. Saat ini saya juga sedang hamil 23 pekan. Saya warganegara Indonesia yang sedang berdomisili di Malaysia.
Pada kehamilan pertama ini, saya telah 2 kali memeriksakan kandungan ke dokter umum (gara2 salah jadwal, jadinya tidak bisa bertemu dengan dokter kandungan), tapi alhamdulillah sempat di-USG oleh dokter umum tsb (dokter umum yg praktik di rumah bersalin). Saya juga sudah pernah satu kali memeriksakan kandungan ke dokter kandungan d rumah bersalin yg berbeda.
Berdasarkan pengalaman saya yang masih sedikit ini tentang kehamilan:
- Carilah info dari tetangga dan teman yang sudah pernah melahirkan di sekitar tempat tinggal Pak Riya. Karena kemungkinan besar, masyarakat di satu tempat akan memiliki alternatif dokter kandungan atau rumah bersalin yang kurang lebih sama satu sama lain. Di tempat tinggal saya di malaysia, hanya ada 2 nama dokter ahli kandungan dan 2 rumah bersalin yang sangat sering menjadi referensi untuk konsultasi kehamilan dan tempat melahirkan.
- Dari cerita dan pengalaman teman2 yg saya tanyai (baik teman2 Indonesia maupun warga asli Malaysia), rata2 akan merekomendasikan dokter ahli kandungan:
[1] dokter perempuan, karena sebagai wanita tentunya bisa timbul rasa kurang nyaman saat diperiksa oleh dokter ahli kandungan lelaki, apalagi jika menyangkut pemeriksaan "dalam" (yaitu dokter memasukkan jarinya ke lubang vagina untuk melihat kondisi jalur kelahiran tsb);
[2] yang melibatkan suami saat konsultasi (jadi, suami juga ditanyai tentang kondisi kehamilan istrinya. saat USG pun suami turut melihat kondisi janin istrinya. saat melahirkan pun, dokter mengizinkan suami masuk ke ruang bersalin);
[3] lama waktu konsultasi cukup fleksibel, jadi kita bisa puas bertanya;
[4] cekatan, berpengalaman, lembut dan teliti saat memeriksa, tidak tergesa-gesa;
[5] memberikan opsi2 pada kita seandainya kita terbentur masalah selama masa kehamilan (teman saya ada yang pernah mengalami kehamilan namun janinnya tidak berkembang. sang dokter dengan bijak memberi 3 opsi kepada teman saya: kuretase dengan sang dokter perempuan di rumah sakit, kuretase dengan seorang dokter laki2 kenalan sang dokter perempuan dengan biaya lebih murah (tapi di klinik, bukan rumah sakit), atau meminum obat peluruh kandungan (di antara ketiga opsi, inilah yg biayanya paling murah, tapi beresiko kurang bersihnya rahim setelah peluruhan);
[6] penuh perhatian pada pasiennya, baik selama konsultasi, saat melahirkan, maupun visitasi dokter pasca melahirkan (dari cerita teman saya tentang sang dokter kandungan, sang dokter sangat profesional. meskipun saat itu hari libur, sang dokter tetap memantau langsung kondisi pasien sejak bukaan awal hingga melahirkan. bahkan, sang dokter baru meninggalkan pasien setelah sang dokter sendiri yang melakukan jahitan pada pasien. dua orang perawat hanya bertugas membantu sang dokter dan terus menyemangati sang pasien saat mengejan).
Sebagai saran lainnya, ada baiknya jika istri Pak Riya, bahkan mungkin Pak RIya sendiri, membaca buku2 perihal kehamilan, dan mencari info2 di internet. Saya biasa melakukan hal ini, sehingga saat berkonsultasi dengan dokter, saya punya gambaran yang lebih tentang kondisi yang saya alami, pemeriksaan yang akan saya jalani, dan pertanyaan2 yg perlu saya ajukan. Sebagai pasien, kita perlu menjadi pasien yang cerdas.
Misalnya: Saya pernah mebaca literatur bahwa konsumsi suplemen vitamin terus-menerus selama kehamilan tidak selamanya baik, karena akan menimbulkan ketergantungan pada janin. Akibatnya, setelah lahir, bayi akan memiliki ketergantungan pada suplemen vitamin. Saya belum mencari literatur lain sbg pembanding, tetapi saya cenderung mengikuti saran literatur tsb untuk mengkonsumsi bahan2 alami (dengan sesekali mengkonsumsi suplemen vitamin yg diberikan Puskesmas Pemerintah di sini), contohnya: saya lebih memilih bayam dibandingkan suplemen zat besi, saya pun lebih memilih meminum susu ibu hamil secara teratur dibandingkan suplemen asam folat. Saat konsultasi, saya tanyakan pada dokter. Beliau berpendapat bahwa jika saya lebih memilih bahan alami, tidaklah mengapa.
Saya mohon maaf, karena belum bisa memberi info dokter kandungan di Aceh. Sejauh ini saya belum memiliki referensi untuk hal tersebut.
Salam untuk istri Pak Riya. Semoga kehamilan beliau lancar hingga persalinan. Aamiiin...
[Non-text portions of this message have been removed]
[Non-text portions of this message have been removed]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar