Sy sng sekali bs mbaca tanggapan dr.dito dan jg opini mba mia. Semua org bebas mengemukakan pendapatnya. Tkdg apa yg dibuktikan scr ilmiah tidak sejalan akn kenyataan yg ada. Kl blh sy menambahkan, memang benar adanya sgl hal di dunia kedokteran hrs diteliti dahulu, dibuktikan scr ilMiah. Dan fakta ttg ASI ini memang sdh ada pd jurnal2 dan text book keddokteran, jd sy yakin mereka (para peneliti) sdh membuktikan kebenarannya sblm fakta ini ada dlm text book tsb. Jd ini bkn hny skedar teori. Namun bgmn kenyataannya, kl menurut sy, keterikatan emosi antra ibu-anak yg timbul akibat ASI ini, dapat murni tercipta bila blm ada faktor2 eksternal yg bs mpengaruhinya. Apa sj faktor2 tsb, mis: lingkungan, budaya, agama, interaksi sosial,dll. Semua hal itu jg mempengaruhi individu scr psikis/emosional. Jd tdk semata2 ASI yg mciptakan keterikatan emosi itu. Demikian opini dr sy smg dpt membantu, trma ksh.
Salam,
dr. Bunga
- original message -
Subject: [Dokter Umum] Tanggapan Tentang Menyusui ASI dengan Pumping
From: dr Dito <ditoanurogo@gmail.com>
Date: 21.07.2010 1:58 PM
Dear Saudari Mia:
Terus terang kami amat sangat tertarik dan terkesan sekali dengan pendapat
Anda sbb:
*"karena banyak bukti yang mematahkan teori itu."*
* *
*ini alasan saya mengatakan bahwa 'dengan ASI emosi anak akan lebih dekat'
itu bukan teori 'paten' adalah :
1. Sy ASI dengan ibu kandung sy, tapi sampai skrg secara emosi kami sangat
jauh
2. Adik saya terkecil dan keponakan saya tdk ASI krn air susu tidak
keluar,tapi mereka luar biasa dekat dengan ibunya
3.Saudara sy anak adopsi (yg jelas tdak dapat ASI dlm bentuk pumping atau
langsung) tapi hubungan emosi dengan ibu angkatnya sangat dekat
4. Kenyataan bahwa yg menyebabkan dekat tidaknya emosi anak-orang tua adalah
pola asuh bukan ASI*
Menurut kami, alasan Anda di atas sangatlah subjektif dan tidak dapat
diterima berdasarkan kaidah *evidence based medicine* (*EBM*). Oh iya...
Bolehkah kami tahu jurnal , referensi, atau kutipan ilmiah yang mendukung
ke-4 opini Anda tersebut?
Maaf, di dunia kedokteran kami, para dokter dan kalangan medis lainnya,
telah bertindak profesional, salah satunya dengan bertindak sesuai
jurnal/referensi/bukti ilmiah yang telah dikaji sesuai kaidah *EBM*.
Terimakasih.
Hormat kami,
Dito
[Non-text portions of this message have been removed]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar