Google
 

04 November 2010

[Dokter Umum] sharing: dokter atau tukang jual obat?

 

Dear Docs & rekan milis,

Sekedar mau sharing unek2 saya saja atas kejadian kemarin.
Kemarin sore saya dan suami antar karyawan kami yg sakit. Sebenarnya
sakitnya sih ringan, yaitu pilek, namun karena hampir 2 minggu belum sembuh
juga dan mengganggu kinerya ybs, maka kami inisiatif untuk bawa dia ke
dokter. Saya sendiri baru 1 tahun tinggal di Pontianak dan tidak begitu tahu
mengenai dokter umum yg bagus di sini. Atas info dari suami, akhirnya kami
membawa karyawan ini sebut saja si A ke seorang dokter BS (inisialnya saja
boleh?) yg katanya cukup senior (mungkin dilihat dari umurnya yg paruh
baya).

Begitu masuk ke ruangan dokter, saya cukup takjub melihat di ruang kerja
dokter ada vas bunga, laptop, laci plastik, tv (yg sedang dinyalakan), vcd
player, kipas angin padahal AC sudah berhembus cukup dingin, dan rak2 obat
di sebelah meja dokter tersebut.

Tanpa menanyakan keluhan, dokter menyuruh A untuk berbaring dan diperiksa.
Sebelumnya saya menyuruh A untuk menceritakan sakitnya apa dan keluhannya
apa saja. Setelah diperiksa, kemudian dokter mengatakan bahwa sebaiknya
disuntik saja. Saya merasa aneh, kenapa dokter tidak mengatakan diagnosanya
apa dan langsung memutuskan untuk memberikan suntikan. Saya tanya sama
dokter, 'dok itu suntiknya untuk apa?' Kata dokter, 'untuk mencegah alergi.'

Setelah selesai suntik, saya tanya sama dokter, 'dok bisakah kami minta obat
generik?' Dan mau tau apa jawaban dokter? 'Ngapain kamu ke dokter swasta
tapi minta obat generik? Kalau mau obat generik ya berobat sana di
puskesmas. Kalau sudah tau mau berobat ke sini ya jangan minta obat
generik'. Trus saya bilang 'Tapi kan obat generik ada juga yg bagus dok'.
Lagi2 dokter mengeluarkan statement yg bikin saya kesel dan bener2 sebel,
katanya 'Eh siapa bilang, coba aja kamu berobat ke puskesmas dan pake obat
generik, ngga sembuh2. Ntar malah ke sini2 juga berobatnya'. Saat itu juga
saya langsung hilang respect terhadap dokter yg ada di depan mata saya itu.

Lalu tanpa memberikan resep, dokter itu memberikan obat2 dari lemari obat yg
ada di sebelah mejanya, tidak tanggung2 yg diberikan 3 macam obat, salah
satunya vitamin berlembar2 dengan pesan 'Ini diminum selama 1 bulan ya'.
Astaga, dokter ini kok ya ngasi obat main sebanyak itu? Walaupun itu
vitamin, tapi kalau tidak cocok dengan si A bagaimana? Total jenderal saya
membayar 200rb ditambah hati keki karena omongan si dokter mengenai obat
generik tadi. Saya sendiri tidak keberatan untuk mengeluarkan uang sebanyak
itu untuk pengobatan karyawan kami, tapi yg bikin saya berat adalah omongan
si dokter tadi. Apakah pantas dokter berkata seperti itu mengenai obat
generik. Waktu papa saya dirawat di salah satu RS swasta di Jakarta, waktu
kami nebus obat di bagian farmasi bisa kok minta yg versi generiknya. Memang
tidak semua obat ada obat generiknya, tetapi ketika saya lihat 3 jenis obat
yg diberikan ke si A, ternyata terdiri dari paracetamol 2 strip, amoxicillin
2 strip namun merknya saya tidak perhatikan dengan jelas dan vitamin yg
berlembar2.

Terus terang saya merasa sangat kecewa dengan dokter tersebut. Sudah
dokternya tidak menanyakan keluhan pasien, tidak ada diagnosa apa2, main
kasi obat banyak2. Salah ngga sih kalau saya merasa dokter ini tipe dokter
yg hanya cari duit dari praktek & komisi perusahaan obat? Soalnya dokter ini
ngga kasi resep, tapi dia sendiri yg langsung kasi obatnya. Bahkan di ruang
tunggu, ada meja tempat asistennya meracik obat, sptnya untuk puyer dll.

Email ini sekedar untuk sharing unek2 saya saja sekaligus mau tanya kalau
ada yg tau dokter umum yg RUM di Pontianak, mohon infonya dijapri ke saya.

Rgds,
Irene Barus-Henuhili

--
In this hedonistic nutshell, do what feels good !

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
[ Forum Kesehatan : http://www.medisiana.web.id ]
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: