Mungkin yg dimaksud darah kental setelah diambil dari pembuluh darah adalah "Menjendal", jd jika untuk medapatkan hasil lengkap harus diulang, dengan diberi zat anti penjendalan yg lebih banyak. Wallahu a'lam.
dr.Alim
-----Original Message-----
From: Jusnita <jusnitan@yahoo.com>
Sender: dokter_umum@yahoogroups.com
Date: Sat, 19 Feb 2011 10:27:04
To: <dokter_umum@yahoogroups.com>
Reply-To: dokter_umum@yahoogroups.com
Subject: Re: [Dokter Umum] Darah Kental
Terima kasih sekali, Pak Arnaz dan semua nya yg telah membantu memberi jawaban.
Buat Sdri @Farida terima kasih ya atas sarannya.
Sy tidak menderita darah kental.
Pertanyaan ini sy ajukan krn sy ingin mengetahui lebih detail tentang
darah kental sebab sy merasa ketidak tahuan dan ketakutan qta akan suatu penyakit sering dimanfaatkan oknum2 dokter/perawat untuk membuat kantong qta bolong. :D
Sy ingin berbagi pengalaman sy baru2 ini dan berharap tanggapan sdr/i sekalian.
Sdr sy ke rumah sakit dgn keluhan batuk pilek. Pd saat di Rs, setelah disuntik sesuatu.
Pihak RS memutuskan untuk melakukan pengecekan darah apakah sdr sy
terkena tifus atau tidak. Pada pengambilan darah pertama, pihak RS mengatakan darah sdr sy kental sehingga perlu diambil darahnya kembali.
Meskipun sdr sy menolak diambil darahnya krn sakit dan tidak menginginkan cek darah tp pihak rs membujuk/memaksa scr halus agar sdr sy mau dan sy langsung digiring ke kasir utk membayar :D ). Dan betapa terkejutnya sy ketika tagihan keluar sebesar Rp 575rb utk 257rb pengecekan darah yg tidak lengkap hanya hb dan 2lg sy lupa dan 237rb utk suntikan sblmnya, biaya admin 20rb, biaya perawat 10rb dan sisanya biaya jarum suntik. Dan ternyata biaya yg sdr sy keluarkan tidak hanya itu, setelah sejam kemudian mengambil hasil pengecekan dgn hasil tidak menderita tipes maupun darah kental hanya batuk yang disebabkan virus, sdr sy harus merogoh kocek 266rb untuk menembus seabrek obat yg salah satunya antibiotik yg harus dihabiskan.
Jadi total uang yang dikeluarkan sdr 841rb ke dokter umum di rs tsb (dan ini bkn rawat inap lho.) dimana dr nya hanya mengecek sekilas , sisanya ditanggani perawat.
Dari pengalaman diatas shg timbul kesimpulan sy bahwa ketidak tahuan dan ketakutan qta akan suatu penyakit sering dimanfaatkan oknum2 dokter/perawat untuk membuat kantong qta bolong. Sy merasa pasti ada tindakan yg tidak perlu dilakukan tapi dilakukan Rs tersebut agar pasien terkena beban biaya yang sangat besar.
Contohnya menurut pemikiran saya,
1. cek darah untuk mengetahui apakah sdr sy terkena tifus atau tidak karena ketika saya googling , saya menemukan ciri2 umum org yg terkena penyakit tifus adalah awalnya pusing seperti mau flu, demam disertai nyeri, mual dan lemas, panas, perut terasa mual dan sebah (penuh), badan terasa tidak enak dan lekas capek. Warna ( maaf... ) air kencingnya kecoklatan seperti teh dan matanya pun menjadi kuning. Sdgk saat itu kondisi sdr sy hanya batuk pilek.
2. Pemberian Antibiotik yg artinya penambahan biaya.
Krn ktk sy googling, bahwa antibiotik tidak diperlukan untuk pasien yg menderita batuk karena virus malah antibiotik sendiri memberikan efek negatif bagi penguna. (Tlg saran dari Dr disini apakah pernyataan ini benar dan apakah sdr sy tetap perlu mengkomsumsi anti biotik tersebut? )
Dan menurut sdr/i apakah wajar tindakan rs dan biaya yg dikenakan rs tersebut utk keluhan batuk piletk. (Cat. Rs tsb adalah Rs Swasta). ** Joke : Untung sy tidak pny sakit jantung kalo ga sy bisa kolaps melihat biaya tsb (hanya) untuk keluhan batuk pilek. **
ha..ha.. jadi curcol nih.
Terima kasih banyak atas wkt dan responsenya. :)
________________________________
From: "arnaz2000id@yahoo.com" <arnaz2000id@yahoo.com>
To: dokter_umum@yahoogroups.com
Sent: Thu, February 17, 2011 4:17:53 PM
Subject: Re: [Dokter Umum] Darah Kental
Ini yang saya dapat dari Googling:
Sindrom darah kental adalah penyakit autoimun yang menyebabkan darah menjadi
kental. Sindrom yang dapat terjadi pada semua golongan usia ini pertama kali
ditemukenali oleh Hughes sehingga kelainan ini dinamakan sindrom Hughes (Hughes
Syndrome) dan oleh karena pada penderita sindrom ini ditemukan antibodi
antifosfolipid di dalam darahnya, kelainan ini juga disebut sebagai sindrom
antifosfolipid (Antiphospholipid Syndrome/APS)
Antibodi antifosfolipid merupakan salah satu faktor risiko trombosis
dimana darah di dalam tubuh cenderung kental dan mudah membeku sehingga dapat
menyebabkan sumbatan di dalam pembuluh darah nadi (arteri) maupun pembuluh darah
balik (vena). Keberadaan antibodi terhadap fosfolipid ini dapat diketahui
melalui pemeriksaan antibodi dalam darah dengan mendeteksi adanya Antibody
Anticardiolipin (ACA) dan Lupus Anticoagulan (LA). Adanya antibodi ini pada
seseorang tidak serta merta atau tidak secara absolut menunjukkan bahwa akan
terjadi pembekuan darah, namun kemungkinan terjadinya pembekuan darah akan lebih
besar daripada orang lain. Banyak individu dengan antibodi ini tidak mengalami
sumbatan pembuluh darah (trombosis), ada yang baru akan mengalami gejala akibat
trombosis suatu saat kemudian, namun ada pula yang menunjukkan gejala sindrom
darah kental ini di usia muda. Seseorang harus memenuhi beberapa kriteria
tertentu untuk didiagnosis menderita sindrom darah kental.
Terdapat sejumlah penyebab kecenderungan terjadinya pembekuan darah selain
sindrom ini. Perlu pula diketahui faktor lain yang dapat menimbulkan trombosis
seperti merokok, imobilisasi (tirah baring lama akibat sakit, perjalanan panjang
dengan kendaraan/pesawat lebih dari 6 jam, dan sebagainya), dehidrasi, obat
kontrasepsi hormonal, dan penyakit autoimun lain. Selain itu, terdapat
kecenderungan genetik atau keturunan dalam kasus darah kental.
Akibat darah kental, pasokan darah yang membawa oksigen, zat-zat nutrisi, dan
lain-lain ke organ dan jaringan di dalam tubuh dapat berkurang bahkan terhenti
sama sekali, -tergantung pada tingkat keparahan kelainan tersebut-, sehingga
menimbulkan gangguan pada berbagai organ di dalam tubuh. Gejala pada otak berupa
sakit kepala atau migren berulang, vertigo, kejang, daya ingat menurun, bahkan
strok yang tidak lazim pada usia 40-an. Gejala pada mata dapat menyebabkan
penglihatan kabur hingga buta mendadak. Pada telinga dapat terjadi pendengaran
berkurang bahkan tuli mendadak. Gejala pada jantung dapat berupa serangan
jantung. Organ lain seperti ginjal, hati, paru-paru juga dapat mengalami
trombosis, demikian pula pada kulit dan vena dalam di lengan atau kaki.
Khusus pada perempuan, sindrom ini dapat menyebabkan kesuburan berkurang,
keguguran berulang, janin tidak berkembang bahkan meninggal dalam kandungan,
preeklamsia-eklamsia, dan trombosis vena kaki pada saat mulai menggunakan alat
kontrasepsi hormonal (misalnya pil KB). Pada masa kehamilan darah secara alamiah
menjadi sedikit lebih kental dibandingkan saat tidak hamil. Hal ini ditambah
dengan adanya antibodi antifosfolipid akan menyebabkan darah sulit mencapai
pembuluh-pembuluh darah kapiler yang kecil di ari-ari (plasenta), mengakibatkan
aliran darah ke janin berkurang sehingga dapat terjadi keguguran dan kematian
janin.
Sindrom darah kental dapat diobati. Obat-obatan yang lazim digunakan
adalah Aspirin dosis rendah (75-100 mg/hari), Warfarin, dan Heparin
(Unfractionated Heparin/UFH atau Low Molecular Weight Heparin/LMWH). Aspirin
dosis rendah efektif untuk mengurangi kelengketan trombosis, sedangkan Warfarin
dan Heparin bermanfaat untuk mengencerkan darah (antikoagulan).
Warfarin berupa tablet yang diminum. Dosis Warfarin yang diberikan pada
penderita ditentukan secara uji coba dengan titrasi sampai didapatkan dosis yang
dapat membuat darah menjadi encer tetapi tidak menyebabkan komplikasi
perdarahan. Pengukuran yang digunakan adalah International Normalized Ratio/INR)
yang membandingkan darah pasien dengan darah normal, semakin tinggi rasio, darah
semakin kurang kental (semakin encer). Pengukuran INR tersebut dilakukan secara
berkala dan dicatat dalam kartu catatan khusus mengenai dosis antikoagulan dan
hasil INR. Umumnya diharapkan target INR antara 2-3.
Heparin, baik UFH maupun LMWH, diberikan lewat suntikan/injeksi. LMWH dapat
disuntikkan sendiri oleh penderitanya dengan mudah menggunakan jarum suntik
kecil yang telah tersedia dalam paket obatnya. Heparin digunakan pada tiga
kondisi utama, yakni segera setelah terjadinya trombosis karena mula kerjanya
cepat, menjelang operasi atau melahirkan karena kerja obat dapat dihentikan dan
dimulai lebih cepat daripada Warfarin, dan digunakan bila diperlukan pada
kehamilan karena Warfarin dapat berbahaya dan bersifat racun bagi perkembangan
janin pada masa kehamilan tertentu.
Bila kontrol dengan obat yang tepat tercapai, penderita sindrom darah kental
dapat kembali hidup normal
Powered by Telkomsel BlackBerry®
-----Original Message-----
From: Jusnita <jusnitan@yahoo.com>
Sender: dokter_umum@yahoogroups.com
Date: Wed, 16 Feb 2011 09:23:03
To: <dokter_umum@yahoogroups.com>
Reply-To: dokter_umum@yahoogroups.com
Subject: [Dokter Umum] Darah Kental
Salam buat semuanya,
Tolong dijelaskan tentang darah kental dong. Pengobatannya apa hanya perlu
banyak minum air putih saja?
Apakah perlu juga makan hydroxygen dan apa hydroxygen ini karena saya dapat ini
ketika saya googling tentang darah kental.
Ketika saya googling , sepertinya darah kental ini berbahaya ya.
Terima Kasih semuanya...
------------------------------------
[ Forum Kesehatan : http://www.medisiana.web.id ]Yahoo! Groups Links
[Non-text portions of this message have been removed]
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
[ Forum Kesehatan : http://www.medisiana.web.id ]Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/dokter_umum/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/dokter_umum/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
dokter_umum-digest@yahoogroups.com
dokter_umum-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
dokter_umum-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar