Subhanalloh,
mantaap-mantap ! Smoga semua dokter di milis ini senantiasa mendapatkan
keselamatan dan kesejahteraan, dan kemudahan dalam segala urusan, aamien
Saya sebagai masyarakat umum yang sudah cukup lama mengikuti milis ini,
semakin senang saja mengikuti milis ini.
Semua yang disampaikan oleh para dokter tadi itu, pada dasarnya betul
tujuannya, untuk memberikan yang terbaik. Analisa perlu, kalau perlu detail
seperti Ir. Donny, dari semua sisi. Namun saya juga setuju, bila sudah ada
SOP jangan lupa untuk diikuti. Namun bila SOP-nya sudah perlu diperbaiki,
ya jangan lupa SOP-nya juga direvisi, sehingga akan diperoleh SOP yang
terbaik, sehingga menghasilkan yang terbaik.
Bila dokter-dokter yang secerdas milis ini menganalisa sakitnya istri saya
dulu, mungkin tidak terjadi lumpuh berkepanjangan dan sakitnya bisa sembuh
dengan baik. Mudah-mudahan dunia kedokteran, yang ilmunya sangat luas ini,
menjadi semakin berkembang, baik untuk para dokter, tapi juga untuk
masyarakat umum
Dengan contoh analisa dari Dr. Ir. Donny, saya merasa ini sebuah pelajaran
untuk masyarakat umum, bahwasanya kita sebagai masyarakat umum, bilamana
perlu, meminta kepada dokter, analisa apa saja yang menjadikan seorang
dokter memutuskan tindakan, meskipun ini tidak harus setiap pasien
memintanya. Tapi bila penyakitnya 'serius' (menurut pasien), tentu boleh
dong, pasien meminta alur analisanya. Dan contoh analisa tadi, juga
mengajarkan kepada masyarakat, betapa penting untuk konsultasi dengan
dokter, karena metoda analisa dari dokter tentunya sudah mantap dan tidak
seperti analisa masyarakat awam.
Namun yang saya ingin tanyakan, apakah prosedur analisa ini, dilakukan oleh
dokter yang 'kreatif' rangking atas saja, atau semua dokter juga dipastikan
sudah menggunakan metoda seperti ini ?
Perlu diketahui, istri saya hanya tiba-tiba pendengaran telinga kanannya
hilang pada tahun 2002. Namun dalam hitungan menit, dokter sudah memutuskan
harus diangkat amandelnya. Dan bodohnya lagi, karena istri saya 'belum
tahu' apa saja hak-hak pasien, maka pasrah saja, selain karena ingin cepat
sembuh, juga karena dokternya sudah kami nilai 'kawakan' dan profesional,
selain dari umur dan juga pengalaman organisasinya, sehingga kami tidak
diberikan etunjuk second opinion baik oleh dokter yang memeriksa, maupun
karena kami baru kali itu ke dokter.
Dari pengalaman istri saya ini, mungkinkah, dalam SOP diberikan pula, agar
dokter juga memberikan saran kepada pasien, untuk mencari second opinion
dari beberapa dokter lain. Tentunya bukan menyarankan nama dan alamat
dokternya, semua diserahkan kepada pasien ya. Pengalaman juga, beberapa
keluarga, yang belajar dari sakitnya istri saya, selalu mencari second
opinion, tapi ini inisiatif sendiri, bukan dari dokter. Dan hasilnya,
sangat memuaskan, karena hasil analisa dokter pertama, kedua, dst,
beda-beda smua, dan kami bisa memutuskan juga yang termurah dan dengan
beberapa kali konsutasi dengan dokter-dokter itu.
Dokter, saya menulis diatas bukan karena saya masuk sebagai member milis
yang 'sok pintar ya!' Tapi karena bangga, ternyata begitu pentingnya
analisa, sehingga terjadi beberapa cara pandang dan tentunya ini saya nilai
wajar, dan ini untuk memajukan kedokteran. Pantaslah, bila dunia kedokteran
akan semakin maju dengan diskusi sehat seperti itu.
Saya juga sangat setuju, bila tubuh manusia yang super komplek ini, tidak
semudah analisa mobil atau motor tadi. Mudah-mudahan kedepan, juga ada
dokter ahli spesialis analisa, ada dokter ahli spesialis SOP (ini yang
mempelajari dan mengembangkan SOP seluruh dunia bila perlu), ada dokter
ahli spesialis darah, ada dokter ahli spesialis demam, dll. Sehingga,
analisa 'penyebab' timbulnya suatu penyakit akan lebih akurat, sehingga
menghasilkan penanganan yang semakin tepat !
Dan saya sebagai masyarakat umum, akan semakin menikmati kemajuan dunia
kedokteran. Salam sukses dan keberkahan untuk semuanya
Yuuk kita lanjutkan...
Barokallohu fikum
Harun Mubaroq
----
Posted by: "Dr.(Naturopathy) Ir. Donny Hosea MBA. PhD" puyuh23@indo.net.id
Sun Apr 29, 2012 12:01 am (PDT) Hello,
Terima kasih Dr.Alim,
Asa yg terputus saya kembali nyambung, karena ternyata masih ada juga yg
mengerti
Sukses selalu,
Salam,
[Non-text portions of this message have been removed]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar