Hello,
Saya pikir anda tdk menyimak yg saya tulis dg saksama, baik n benar,
SOP tdk harus 100% benar, cukup banyak SOP yg justru membuat jiwa
manusia meninggalkan raganya.
Dalam hal ini biar meninggal, tetapi karena sdh sesuai SOP lalu
dibenarkan sesuai organisasi?
SOP hanya patokan, utk itu saya memberikan penjabaran prinsip secara
sederhana; dlm hal ini ada 3 sisi yg dilihat
Yg anda sampaikan sebagai SOP sdh dilakukan oleh ybs, lalu kenapa ada
infeksi juga (suhu tubuh meningkat)? artinya ada yg salah juga bukan?
Saya tdk pernah menulis antibiotik utk menurunkan panas.
Swing nyeri alkohol belum pernah sampai menimbulkan coma (tdk tercatat),
jadi masih bisa digunakan dg kendala melihat bersarnya luka n ketahanan
ybs (dlm hal ini menilik dari cara ybs menangani luka, yg masih gampang
dicuci, masih gampang diberi revanol.
Juga yodium tincture masih berbahan pelarut alkohol n dlm tulisan saya
ada catatan: "nah kalau ybs tahan terhadap alkohol" )
Jadi menghafalkan SOP bukan cara,
yg benar adalah mengetahui prinsip2 dasar n cara kerjanya, itulah yg
saya sampaikan dlm jawaban saya
Salam,
On 4/20/2012 6:58 PM, Cholid Yamani wrote:
> Maaf sebelumnya.
> Menurut cara penanganan medis yang saya ketahui, ada beberapa koreksi.
> Mohon di koreksi kembali dengan sejawat dokter yang lain bila saya salah.
> Penanganan yang tidak benar bukan hanya tidak menyembuhkan pasien, juga menambah berat perlukaan, menyampingkan keamanan dan kenyamanan pasien, serta dapat memberikan pendidikan yang kurang benar.
> 1. Orang dewasa digigit "anak kucing". Walau tidak digambarkan jelas kondisi luka, kemungkinan hanya lecet, tidak sampai robek. cukup dibersihkan. Bersihkan luka dengan air mengalir dan sabun, digosok. Ini cara penanganan petama, terutama bila ada resiko rabies. Bila hanya lecet, tidak perlu tindakan jahit luka. Apalagi perdarahan yang memerlukan obat penghenti darah.
> 2. Setelah bersih, keringkan luka, kemudian di beri antiseptik (povidone iodine, mis. Betadine). Bila tidak ada Betadine, boleh beri Rivanol. Rivanol bisa untuk kompres luka, walau sudah jarang digunakan. Pemberian Alkohol pada luka justru tidak dianjurkan, apalagi konsentrasi tinggi. Luka yg diberi alkohol akan memberikan sensasi nyeri/ perih hebat bagi pasien.
> 3. Bila hanya luka lecet, tidak perlu ditutup kassa verban, hanya akan memperlambat pengeringan luka. Biarkan terbuka, beri Betadine sehari 2 kali.
> 4. Luka gigitan binatang, seperti anjing, kucing, kera, kelelawar, mempunyai resiko terkena rabies. Hewan peliharaan yang tidak di vaksin rabies, mempunyai resiko menularkan rabies. Apalagi hewan liar, walau tinggal dilingkungan bersih.
> 5. Tetanus beresiko pada luka yang dalam dan kotor. Kecil kemungkinannya pada luka lecet.
> 6. Kalo demam, ada kemungkinan luka nya terinfeksi. Segera di periksakan ke dokter. Bila memang terinfeksi, memerlukan antibiotik. Antibiotik berfungsi untuk membunuh/ menghambat perkembangan bakteri, bukan untuk menurunkan panas.
> Semoga bisa membantu. Maaf atas koreksi yang saya berikan.
> Terima kasih,
> dr.Cholid.
>
> ________________________________
> From: Dr.(Naturopathy) Ir. Donny Hosea MBA. PhD<puyuh23@indo.net.id>
> To: dokter_umum@yahoogroups.com
> Sent: Friday, April 20, 2012 3:07 PM
> Subject: Re: [Dokter Umum] Digigit kucing
>
>
>
> Hello,
> Prinsipnya sederhana:
>
> 1. melihat luka yg disebabkan:
> di jait bila dalam, di berikan penghenti darah bila ngucur, di beri
> antiseptik yg sekaligus membuat pembekuan bila ada darahnya, n memkasa
> jaringan agar tdk terbuka.
> 2. Melihat sisi penyebab gigitan:
> Adakah kemungkinan bacteria atau virus dlm badan ybs yg kemeudian akibat
> gigitan (kena gigi, isi kandungan yg ada disekitar gigi, n berkolaborasi
> dg luka yg terjadi lalu bisa beredar dlm tubuh yg digigit) nah kalau yg
> begini biasanya, lalu diberikan serum pencegahan, misalnya rabies
> tetanus dlsbnya.
> 3.Melihat kemungkinan yg akan terjadi dg hasil luka tersebut:
> Maka disini lalu berperan kemungkinan kontaminasi dg sekeliling,
> kemungkinan bahan2 tubuh kurang sehingga terjadi perbaikan jaringan yg
> mungkin lama dstnya.
> Nah dg demikian perlu di perhitungkan kalau2 terjadinya infeksi.
>
> Nah kalau yg mengigit adalah meskipun kucing jalanan tetapi cukup baik
> linghkungan hidupnya, maka no 2 tdk perlu.
> Kalau semua luka tubuh mulai dari digigit semut, terpotong, luka jatuh
> dlsbnya dari ybs tdk pernah lebih dari 3 hari, n sdh mengering (juga
> teragantung dalamnya luka sih), yg artinya sign bahwa bahan2 tubuh cukup
> baik utk memperbaiki jaringan yg pecah, maka item no 3 tdk diperlukan.
>
> Jadi tinggal item no 1, nah kalau ybs tahan terhadap alkohol (pada
> umumnya tdk diperhatikan lagi, main tancapaza alkohol) maka penggunaan
> alkohol grade tinggi sebaiknya digunakan dibandingkan dg rivanol.
> Jadi mencuci sdh benar, rivanolnya tdk baik, baiknya alkophol 90%, di
> kasi ke luka sambil dibersihkan.
>
> Nah persoalanya muncul demam keesokan harinya, maka item 3 artinya ada,
> enatah karena luka tdk bersih, atau karena kontaminsai, maka perlu luka
> diperbaiki dg baik n bila panasnya cukup tingghi ya perlu antibiotik.
>
> OK,
> Salam,
>
> On 4/18/2012 5:50 AM, Didit Agus I wrote:
>> Dear rekans,
>>
>> Senin malam kemarin, rekan saya, awalnya ingin menolong anak kucing
>> yang jatuh dari atap dan diberikan ke induknya. Naasnya, anak kucing
>> liar ini yang dipegang kemudian menggigit jari manisnya, hingga rasa
>> ke tulang katanya.
>>
>> Setelah anak kucing terlepas, dia mencuci tangan bekas gigitan dengan
>> sabun dan revanol.
>>
>> Namun, paginya dia demam tapi tetap masuk kerja dan tidak dirasa.
>>
>> Mohon dibantu bagaimana solusi terbaik bagi rekan saya?
>> Dan apa efek gigitan itu?
>>
>> Terima kasih
>> Ditz
>>
>>
>> ------------------------------------
>>
>> [ Forum Kesehatan : http://www.medisiana.com ]Yahoo! Groups Links
>>
>>
>>
>>
--
"Absolutely Drug less Health Care solution Organization"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar