Google
 

21 April 2012

Re: [Dokter Umum] Digigit kucing

 

Sepengalaman saya di ugd, tidak pernah ada yang namanya luka di bersihkan dengan alkohol. Karena sifat alkohol yang merusak jaringan maka tidak di pakai sebagai Hanya dengan povidine iodine atau betadin, kalaupun ada kandungan alkohol di dalamnya maka hanya sebagai pelarut saja dan bukan bahan utama.
Dan untuk kasus alkohol 90%, sepengatahuan saya menurut literatur yg saya baca saat saya masih sekolah. Dr bidang mikrobiologi sendiri alkohol 70%lah yang afinitas daya bunuh kuman nya paling tinggi, bukan 90 %.

Dan pengalaman waktu d ugd juga, pasien yg kena luka gigitan, yg sifatnya dalam, malah kami lakukan cross incisision dan di cuci dengan H2O2 lalu di bilas dengan NaCl dan jika luas luka kecil dan tidak ada perdarahan aktif. Tidak dilakukan penjahitan untuk menutup luka.
Mengenai SOP, SOP itu sendiri pasti tidak asal di buat, hal itu pasti dari pelbagai sumber referensi dan penelitian. Yang memang akurat dan di akui dunia international. Dan bukan berlindung dalam payung SOP ataupun organisasi jika stelah di obati dengan suatu standard. Tp hasil yg di inginkan tidak kunjung di capai.
Kita harus ingat tubuh manusia itu sangat amat kompleks. 1 diantara 10000000 pasti ada variasi, dimana pengobatan tidak selalu membuahkan hasil yang di inginkan, semisal alergi obat oral, dokter sudah menanyakan dan pasien tidak tahu ada alergi sebelumnya. Maka hal ini bukan suatu kelalaian dari dokter. Akan tetapi variasi yang ada.
Salam

Sent from my iPad

On 21 Apr 2012, at 14:58, "Dr.(Naturopathy) Ir. Donny Hosea MBA. PhD" <puyuh23@indo.net.id> wrote:

> Hello,
> Saya pikir anda tdk menyimak yg saya tulis dg saksama, baik n benar,
> SOP tdk harus 100% benar, cukup banyak SOP yg justru membuat jiwa
> manusia meninggalkan raganya.
> Dalam hal ini biar meninggal, tetapi karena sdh sesuai SOP lalu
> dibenarkan sesuai organisasi?
> SOP hanya patokan, utk itu saya memberikan penjabaran prinsip secara
> sederhana; dlm hal ini ada 3 sisi yg dilihat
> Yg anda sampaikan sebagai SOP sdh dilakukan oleh ybs, lalu kenapa ada
> infeksi juga (suhu tubuh meningkat)? artinya ada yg salah juga bukan?
> Saya tdk pernah menulis antibiotik utk menurunkan panas.
> Swing nyeri alkohol belum pernah sampai menimbulkan coma (tdk tercatat),
> jadi masih bisa digunakan dg kendala melihat bersarnya luka n ketahanan
> ybs (dlm hal ini menilik dari cara ybs menangani luka, yg masih gampang
> dicuci, masih gampang diberi revanol.
> Juga yodium tincture masih berbahan pelarut alkohol n dlm tulisan saya
> ada catatan: "nah kalau ybs tahan terhadap alkohol" )
> Jadi menghafalkan SOP bukan cara,
> yg benar adalah mengetahui prinsip2 dasar n cara kerjanya, itulah yg
> saya sampaikan dlm jawaban saya
> Salam,
>
> On 4/20/2012 6:58 PM, Cholid Yamani wrote:
> > Maaf sebelumnya.
> > Menurut cara penanganan medis yang saya ketahui, ada beberapa koreksi.
> > Mohon di koreksi kembali dengan sejawat dokter yang lain bila saya salah.
> > Penanganan yang tidak benar bukan hanya tidak menyembuhkan pasien, juga menambah berat perlukaan, menyampingkan keamanan dan kenyamanan pasien, serta dapat memberikan pendidikan yang kurang benar.
> > 1. Orang dewasa digigit "anak kucing". Walau tidak digambarkan jelas kondisi luka, kemungkinan hanya lecet, tidak sampai robek. cukup dibersihkan. Bersihkan luka dengan air mengalir dan sabun, digosok. Ini cara penanganan petama, terutama bila ada resiko rabies. Bila hanya lecet, tidak perlu tindakan jahit luka. Apalagi perdarahan yang memerlukan obat penghenti darah.
> > 2. Setelah bersih, keringkan luka, kemudian di beri antiseptik (povidone iodine, mis. Betadine). Bila tidak ada Betadine, boleh beri Rivanol. Rivanol bisa untuk kompres luka, walau sudah jarang digunakan. Pemberian Alkohol pada luka justru tidak dianjurkan, apalagi konsentrasi tinggi. Luka yg diberi alkohol akan memberikan sensasi nyeri/ perih hebat bagi pasien.
> > 3. Bila hanya luka lecet, tidak perlu ditutup kassa verban, hanya akan memperlambat pengeringan luka. Biarkan terbuka, beri Betadine sehari 2 kali.
> > 4. Luka gigitan binatang, seperti anjing, kucing, kera, kelelawar, mempunyai resiko terkena rabies. Hewan peliharaan yang tidak di vaksin rabies, mempunyai resiko menularkan rabies. Apalagi hewan liar, walau tinggal dilingkungan bersih.
> > 5. Tetanus beresiko pada luka yang dalam dan kotor. Kecil kemungkinannya pada luka lecet.
> > 6. Kalo demam, ada kemungkinan luka nya terinfeksi. Segera di periksakan ke dokter. Bila memang terinfeksi, memerlukan antibiotik. Antibiotik berfungsi untuk membunuh/ menghambat perkembangan bakteri, bukan untuk menurunkan panas.
> > Semoga bisa membantu. Maaf atas koreksi yang saya berikan.
> > Terima kasih,
> > dr.Cholid.
> >
> > ________________________________
> > From: Dr.(Naturopathy) Ir. Donny Hosea MBA. PhD<puyuh23@indo.net.id>
> > To: dokter_umum@yahoogroups.com
> > Sent: Friday, April 20, 2012 3:07 PM
> > Subject: Re: [Dokter Umum] Digigit kucing
> >
> >
> >
> > Hello,
> > Prinsipnya sederhana:
> >
> > 1. melihat luka yg disebabkan:
> > di jait bila dalam, di berikan penghenti darah bila ngucur, di beri
> > antiseptik yg sekaligus membuat pembekuan bila ada darahnya, n memkasa
> > jaringan agar tdk terbuka.
> > 2. Melihat sisi penyebab gigitan:
> > Adakah kemungkinan bacteria atau virus dlm badan ybs yg kemeudian akibat
> > gigitan (kena gigi, isi kandungan yg ada disekitar gigi, n berkolaborasi
> > dg luka yg terjadi lalu bisa beredar dlm tubuh yg digigit) nah kalau yg
> > begini biasanya, lalu diberikan serum pencegahan, misalnya rabies
> > tetanus dlsbnya.
> > 3.Melihat kemungkinan yg akan terjadi dg hasil luka tersebut:
> > Maka disini lalu berperan kemungkinan kontaminasi dg sekeliling,
> > kemungkinan bahan2 tubuh kurang sehingga terjadi perbaikan jaringan yg
> > mungkin lama dstnya.
> > Nah dg demikian perlu di perhitungkan kalau2 terjadinya infeksi.
> >
> > Nah kalau yg mengigit adalah meskipun kucing jalanan tetapi cukup baik
> > linghkungan hidupnya, maka no 2 tdk perlu.
> > Kalau semua luka tubuh mulai dari digigit semut, terpotong, luka jatuh
> > dlsbnya dari ybs tdk pernah lebih dari 3 hari, n sdh mengering (juga
> > teragantung dalamnya luka sih), yg artinya sign bahwa bahan2 tubuh cukup
> > baik utk memperbaiki jaringan yg pecah, maka item no 3 tdk diperlukan.
> >
> > Jadi tinggal item no 1, nah kalau ybs tahan terhadap alkohol (pada
> > umumnya tdk diperhatikan lagi, main tancapaza alkohol) maka penggunaan
> > alkohol grade tinggi sebaiknya digunakan dibandingkan dg rivanol.
> > Jadi mencuci sdh benar, rivanolnya tdk baik, baiknya alkophol 90%, di
> > kasi ke luka sambil dibersihkan.
> >
> > Nah persoalanya muncul demam keesokan harinya, maka item 3 artinya ada,
> > enatah karena luka tdk bersih, atau karena kontaminsai, maka perlu luka
> > diperbaiki dg baik n bila panasnya cukup tingghi ya perlu antibiotik.
> >
> > OK,
> > Salam,
> >
> > On 4/18/2012 5:50 AM, Didit Agus I wrote:
> >> Dear rekans,
> >>
> >> Senin malam kemarin, rekan saya, awalnya ingin menolong anak kucing
> >> yang jatuh dari atap dan diberikan ke induknya. Naasnya, anak kucing
> >> liar ini yang dipegang kemudian menggigit jari manisnya, hingga rasa
> >> ke tulang katanya.
> >>
> >> Setelah anak kucing terlepas, dia mencuci tangan bekas gigitan dengan
> >> sabun dan revanol.
> >>
> >> Namun, paginya dia demam tapi tetap masuk kerja dan tidak dirasa.
> >>
> >> Mohon dibantu bagaimana solusi terbaik bagi rekan saya?
> >> Dan apa efek gigitan itu?
> >>
> >> Terima kasih
> >> Ditz
> >>
> >>
> >> ------------------------------------
> >>
> >> [ Forum Kesehatan : http://www.medisiana.com ]Yahoo! Groups Links
> >>
> >>
> >>
> >>
>
> --
>
> "Absolutely Drug less Health Care solution Organization"
>
>

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Recent Activity:
[ Forum Kesehatan : http://www.medisiana.com ]
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: