Hello Ellen,
manusia adalah ciptaan Tuhan, maka jangan sampai karena perbuatan sendiri menyetujui atas perbuatan org lain yg menurut System Procedural Operational dikatakan sudah sesuai lalu sang pencipta di klecehkan.
Saya contohkan hal sederhana; saya kutib dari http://fransmichael.blogspot.com/2013/12/efek-samping-kortikosteroid.html
Efek Samping Kortikosteroid
Efek samping kortikosteroid tergantung pada dosis dan durasi penggunaan.
Pemakaian yang singkat dari prednisone, contohnya, biasanya ditoleransi dengan baik dengan efek samping yang sedikit dan ringan. Jangka panjang, dosis-dosis tinggi dari kortikosteroid biasanya menghasilkan efek-efek sampingan yang dapat diprediksi dan berpotensi serius.
Efek-efek sampingan yang umum termasuk muka yang membulat (muka bulan), jerawat, bulu tubuh yang meningkat, diabetes, kenaikkan berat badan, hipertensi, katarak-katarak, galukoma, kepekaan terhadap infeksi-infeksi yang meningkat, kelemahan otot, depresi, insomnia, keadaan jiwa yang terombang-ambing, perubahan-perubahan pribadi, sifat lekas marah, dan penipisan tulang-tulang (osteoporosis) dengan ditemani suatu peningkatan risiko dari retak/patah tulag dari tulang belakang karena tekanan (compression fractures).
Anak-anak pada yang terkena efek samping kortikosteroid dapat mengalami pertumbuhan kerdil.
Lalu secara tdk langsung, anak menajdi kerdil sebagai akibat dari penggunana kortison yg berelebihan tersebut.
Hasil ini kemeudian secara tdk langsung mengatakan bahwa Oh ya karana Tuhan memberikan yg terbaik bagi anak itu maka itulah dia si kerdil tersebut.
Pada hal sebenarnya sebagaio org tua kita tentu perlu waspada mencari pengetahuan n tdk serta merata hanya menyerahakan kehdiupoan kita n anak kita kepada seseorg yg sebenarnya walaupun sesuai dg SOP tetapi sebenarnya tdk memikirkan hal2 sejauh kepentingan kehdiuapan manusia yg ditanganinya.
jadi sebenarnya ada banyak hal yg bisa dilakukan selain biopsi karena biopsi hanya menyangkut jaringan yg terlihat, sedangkan factor kelainan yg terjadi lebih memeliki kecendrungan pada urusan Immunology, darah, interfrensi bahan kimia atau sesuatu yg lain yg mesti dicari dibandingkan hanya menyerahkan kepada pokoknya sembuh (walau sementara) dg kortison sebagi obat dewa.
Hello semua, Saya jadi tertarik setelah mengikuti perbincangan sdr, Dio dan DR. Donny. Jika boleh share : betul sekali apa yg dikatakan DR. Donny semua kembali kesiri kita sendiri dan sebagai pasien sebaiknya kita banyak cari tahu atau edukasi diri agar mengerti penyakit apa yg ada di tubuh kita dan disini (Indonesia) banyak dokter salah kaprah (tdk semua) dg motto jadi dokter itu harus jadi orang yg banyak uang (kaya raya) dan kebetulan saya sebagai pendiri sebuah wadah dari sebuah penyakit yg berdampak pd kulit menemukan begitu banyak para dokter yg tdk berjalan diatas rel waktu disumpah ketika di wisuda banyak bahkan sangat banyak sehingga bagaikan setitik nila merusak susu sebelangga, tragis. sdr, Dio ada baiknya anda minta biopsi ke dokter kulit/dermatologi bisa di RS besar dan perlu diketahui banyak dokter yg tdk mau melakukan biopsi karena butuh waktu lama sehingga kehilangan pasien2 lainnya ? jika anda di sekitar Bandung mungkin anda dpt konsultasikan dg ahli immunologi di RSHS juga bisa koq, nah ada baiknya anda mencatat apa yg dikatakan oleh dokter, sangat tdk dianjurkan jika anda hanya datang menyerahkan diri atau istilah kami (mengantar nyawa) bahkan obatpun sebelum dibeli minta apotiker nya menjelaskan obat ABC......dst nya apakah ada yg sama fungsinya lalu kenapa satu fungsi obat diresepkan hingga 2-3 dg nama yg berbeda, nah disinilah peran kita sebagai pasien tuk menjadi pinteran sedikit paling tidak ? nah mungkin sedikit yg bisa saya share kpd anda ? maka jadilah seseorang yg punya pengetahuan demi kesehatan diri kita sendiri ? Maaf jika ada kata2 seperti menggurui atau yg tdk disukai. salam sehat selalu, Ellen. Yayasan Peduli Psoriasis Indonesia. Re: penyakit kulit pada anak umur 4 tahunPosted by: "dio om" dio.ockay@gmail.com Date: Sun Aug 9, 2015 3:04 am ((PDT)) terima kasih para dokter dan pemerhati kesehatan yang budiman, @dr. donny : anjuran pemeriksaan intensive harusnya dialamatkan ke para dokter yang menangani anak saya ( dokter kulit, dokter umum, dokter kulit RSD ) kalau saya sebagai pasien kan cuma menuruti dan mengiyakan apa2 saran dokter tersebut. piss :) harusnya dokter itu tanggap, terus lakukan riset / penelitian kenapa ada pasien penyakitnya tdk kunjung membaik, jangan cuma monoton; pasien datang - periksa ala kadarnya - kasih obat (seperti biasa), berulang dan berulang terus. saya jadi tambah was was setelah mengetahui bahwa* kortikosteroid *jangka panjang adalah merusak tubuh. tp saya mau bagaimana lagi? kalau tdk diobati sakitnya bisa parah ? mohon maaf atas segala perkataan saya, dan terima kasih atas saran dan petunjuknya. ________________________________________________________________________ 1b. Re: penyakit kulit pada anak umur 4 tahun "Dr.(Naturopathy) Ir. Donny Hosea MBA. PhD" puyuh23@indo.net.id puyuh23 Date: Sun Aug 9, 2015 3:09 am ((PDT)) Hello, Justru terbalik, Patient perlu mengerti n mencanangkan kepada siapa dia akan menyerahakan urusan kesehatanya utk diperbaiki. Secara Natural, manusia punyakehebatan utk melakukan perbaikan diri sendiri, apabila ditunjang dg pengetahuan yg baik n benar. Bila kehiduapan manusia diserahakn sepenuh kepada apa yg dikatakan para dokter, maka sangat ironi bahwa dokter menjadi penentu sehat tdk nya, baik tdknya sang manusia, pada hal yg mencipotakan sang manusia bukan si dokter bukan? Semua ada pilihan, jadi anda memilih pasrah ya silahkan, anda memilih mencari tau n mengintensifkan pemeriksaan ya anda peroleh benefits nya. OK?
-- We care human as human not as sickness object –
"Absolutely Drug less Health Care solution Organization"
Posted by: "Dr.(Naturopathy) Ir. Donny Hosea MBA. PhD. Acs" <puyuh23@indo.net.id>
Reply via web post | • | Reply to sender | • | Reply to group | • | Start a New Topic | • | Messages in this topic (2) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar