Google
 

02 Desember 2009

[Dokter Umum] Fw: ASPARTAM ... sampai kapan meracuni anak-anak kita ...

 


Tulisan ini saya copy paste saja dari FB seorang sahabat dokter, yi. dr. Hery Sulistianto. Semoga ada manfaatnya bagi kita semua.

******************************

aspartam..sampai kapan meracuni anak2 kita.......Bagikan

Hari ini jam 8:05
diambil dari : dranak.blogspot.com

Nyaris 1 juta dolar AS uang riset digelontorkan, sementara lebih dari1.900 ekor tikus dilibatkan. European Ramazzini Foundation on Oncologyand Enviromental, lembaga riset terkemuka di Italia itu, inginmembuktikan, apakah betul Aspartam sejenis pemanis buatan itu berbahayabagi kesehatan.Ramazzini tidak keliru. Bahkan, fakta yang mereka kantongi jauh lebihlebih mengerikan ratusan tikus telah siap menunggu ajal.

Aspartam,pemanis nonkalori yang memiliki tingkat kemanisan 200 kali gula itu,membikin tikus-tikus tadi langsung dihajar kanker mematikan.

Riset yang digelar pertengahan 2005 lalu itu membuat Uni Eropa kian yakin dengankeputusan mereka melarang penggunaan pemanis buatan pada produk makanan.Jajanan anak-anak, terutama. Jepang , Malaysia , Brunei , Vietnam ,langsung mengekor langkah Uni Eropa. Mereka haramkan pula Siklamat,jenis pemanis buatan yang diduga dapat memicu kanker.

Bagaimana Indonesia?
Alih-alih dilarang beredar, produk-produk ini sejak lama menjadi kawanakrab anak-anak SD. Mudah ditemui di warung-warung, bahkan dijajakan secara besar-besaran di supermarket. Survei Lembaga Konsumen Jakarta(LKJ) sepanjang Juni hingga Juli di sejumlah titik di DKI Jakartamembuktikan hal itu.'Dari 49 sampel yang kami ambil, lebih dari separuhnya mengandungpemanis buatan dalam konsentrasi tinggi,'' kata Lies Permana Sari.Anggota tim peneliti LKJ itu, kemarin (9/8), membeberkan temuan merekayang telah dikonfirmasi laboratorium Sucofindo.Disebut berkonsentrasi tinggi, sebab produk ini memuat kadar gulaberlipat-lipat.

Selain mengandung gula murni, produk tadi juga ditambah pemanis. Padahal Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) jelas-jelasmengatakan, pemanis buatan hanya digunakan pada pangan rendah kalori danpangan tanpa penambahan gula.

Adapun sampel-sampel yang disisir LKJmeliputi produk jelly, permen, dan minuman. Ini produk jajanananak-anak. ''Kami sengaja memilih jenis itu,'' dia menambahkan. Ada 25merek jelly, 16 merek minuman serbuk, dan delapan merek permen.Kelebihan zat pemanis ditemukan bukan hanya pada merek-merek takterkenal, tetapi juga brand-brand yang sering nongol di layar televisi.Bukan cuma mengandung konsentrasi pemanis tinggi, produk itu jugaseperti berupaya menyembunyikan sesuatu. Beberapa produk, seperti OkkyJelly Drink, Okky Bolo Drink, Happydent White, Yulie Jelly, Donna Jelly,Lotte Juicy Fresh, Vidoran Freshdrink, Naturade Gold, dan MaritehInstant, tidak mencantumkan batas maksimum penggunaan pemanis buatanAspartam.

Ini, menurut Lies, menyangkut perkara cukup penting. Riset EuropeanRamazzini Foundation tahun silam membuktikan bahwa pemanis buatanAspartam berisiko memicu kanker dan leukimia pada tikus percobaan bahkanpada dosis pemberian Aspartam hanya 20mg/kg BB
.''Secara anatomis tikus mirip dengan manusia. Apa yang terjadi tikusamat mungkin terjadi pula pada manusia,'' kata dr Nurhasan, anggota timriset LKJ. Karena itu pencantuman komposisi pemanis pada produk amatpenting, sebab ada acceptable daily intake (ADI) atau batas jumlahpemanis yang boleh dikonsumsi seseorang sepanjang hidup.Bahkan, kata dia, jauh-jauh hari riset BPOM pada November-Desember 2002sudah menunjukkan bahwa konsumsi Siklamat sudah mencapai 240 persen ADI,sementara Sakarin pemanis buatan pemicu kanker kemih sebanyak 12,2persen nilai ADI.

Tak pelak, kata Lies, anak-anak merupakan konsumen yang paling rentanterhadap dampak negatif dari pemanis buatan. ''Otak mereka masihberkembang,'' terang dia. Beragam riset menunjukkan bahwa pemanisbuatan, terutama Aspartam, berpotensi memicu keterbelakangan mentalakibat penumpukan Fenilalanin menjadi Tirosin pada jaringan syaraf.Berbeda dengan tikus, efek dari pemanis buatan pada manusia memang takmewujud seketika. Ia terus berakumulasi dan akan dipanen setelah si anakberanjak dewasa. ''Karena itu, ini boleh dibilang silent disease,''tutur Lies seraya mengutip riset di Italia yang menunjukkan bahwa sudahada bukti serangan kanker akibat konsumsi pemanis buatan. Apa alasan produsen menaburi pemanis makanan? Sulit dipungkiri, terang Lies, ini terkait dengan upaya mereduksi ongkos produksi.

''Kalau dengansedikit pemanis saja sudah bisa menggantikan konsentrasi gula, kenapatidak dipakai?,'' kata Lies seraya mengatakan bahwa Aspartam, Sakarin,dan Siklamat memiliki tingkat kemanisan dari 30 hingga 300 kali gula.Menurut tim LKJ, As'ad Nugroho, BPOM hingga saat ini berkeras pemanisbuatan masih aman dikonsumsi umum asalkan memenuhi komposisi. Apalagiada 50 negara yang masih memperbolehkan meski soal aman tidaknya pemanisbuatan masih diperdebatkan hingga detik ini. Pada kenyataannya, terangdia, soal komposisi aman ini banyak produsen yang membandel.''Saat minta izin BPOM, mereka memberikan produk yang komposisinyatepat. Ke pasar, mereka meluncurkan produk yang lain,'' kata dia.

note : tulisan ini dipublish tahun 2006, meski sudah lama ..semoga ini menambah pengetahuan kita agar tidak mengkonsumsi produk yang mengandung aspartam maupun pemanis buatan lainnya...apalgi untuk anak2 kita...

"Enjoy The Most Precious and Romantic Moments By Giving ASI to Your Baby"

Salam ASI,
dr Henny H. Zainal, CHt
Konselor Laktasi
dr.henny.zainal@aimi-asi.org
02199532800
YM : drhennyzainal@yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
[ Forum Kesehatan : http://www.medisiana.com ]
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: