Google
 

22 Februari 2013

[Dokter Umum] Hati hati bila pejabat negara membuat statement

Hati-hati bila pejabat negara membuat statement
Oleh: Elizabeth Monica

Ada beberapa statement dari pejabat negara yg sangat membahayakan masyarakat mis.

statement dari Bpk Dahlan Iskan… yg mengatakan bahwa brain wash sangat bagus utk orang normal sehingga dapat mencegah stroke… kemudian statement ibu Menkes (saya kopi dari detik.com): "Sekarang yang dilihat adalah ada manfaat tidak? Kedua, apakah itu aman untuk pasien? Oleh karena itu harus ditulis hasilnya supaya bisa kita lihat dari sekian ribu orang yang sudah dilakukan, yang mendapat manfaat berapa banyak dan apakah ada yang mengalami side effect," kata Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi kepada pers

Nah kedua staement ini sangat membahyakan masyarakat Indonesia dimana taraf ' kekritisan' nya masih sangat rendah. mengapa saya katakan demikian… karena dengan adanya 2 statement di atas maka berduyun2 orang normal mengantri ke RSPAD dg dr. T utk di cuci otaknya sambil menyetor uang 100 juta ( sesuai dengan pernyataan DI di kompasiana).

seseorang yg memiliki 100 jt utk cuci otak berarti orang yg mampu, orang mampu biasanya pendidikannya paling sedikit lulus SMA…. Nah tapi taraf kekritisannya sama dengan mereka2 yg ngantri di rumah Ponari. Mengapa saya katakan demikian?

karena Brain wash itu dilakukan prosedur spt cateterisasi jantung, akan tetapi disini organ otak.. saat melakukan prosedur dgn DSA itu memakai heparin spy darah tidak membeku saat prosedur, juga dimasukki obat kontras, kontras ini tujuannya spy pembuluh darah bisa jelas apakah ada sumbatan atau ada aneurisma dll. bila ada sumbatan maka bisa di pasang stent pd pembuluh darah otak oleh seorg neurointerventionist, kalau aneurisma di clipping/coiling oleh seorg spesialis Bedah saraf. Kontras yg masuk akan terasa panas hangat (itu yg dikatakan rasa mint oleh DI di Kompasiana)… Jadi prosedur itu prosedur diagnostik BUKAN terapeutik membersihkan pembuluh darah…

membersihkan sumbatan di pembuluh darah otak, hanya boleh dilakukan 0-6 jam post stroke (jadi saat akut) dengan obat rtpa (rekombinant tissue plasminogen activator) apabila pasien dtg setelah fase itu, justru membahayakan karena bisa menimbulkan risiko perdarahan.

Stroke bisa karena sumbatan otak (infark) atau perdarahan (hemorrhagik), Nah yg dapat di injeksi oleh obat rtpa itu yang sumbatan saja. perdarahan tidak boleh. rtpa itu golongan obat thrombolitik artinya menghancurkan thrombus bekuan… kalau sdh terjadi perdarahan diberi rtpa justru darah semakin banyak dapat mengakibatkan kematian.

Utk stroke yg telah lama baik perdarahan maupun sunbatan… berarti sel saraf sudah mati (nekrosis) tidak ada manfaatnya di rtpa… krn sel sdh rusak, gorong2 dibersihkan sdh tidak ada gunanya, justru bahaya terjadi perdarahan dan kematian.

Statement ibu Menkes yg mengatakan asal ada manfaatnya… ini sangat bahaya… Manusia Indonesia bukan kelinci percobaan… apabila dr. T mempunyai metode baru diluar yg ada di guideline, sebaiknya dilakukan uji percobaan secara klinik (clinical trial) yg melalui beberapa fase yi 0-IV.

Phase 0: Pharmacodynamics and Pharmacokinetics
Phase 1: Screening for safety
Phase 2: Establishing the testing protocol
Phase 3: Final testing
Phase 4: Postapproval studies

Dari pengertian di atas jadi jelas, Safety itu prioritas utama. kalau dr. T saat ini sedang melakukan clinical trial itu… pasien harus Free of charge tidak membayar dan mengisi informed consent yg jelas, dimana penelitian ini sdh dapat approval ethical clearnce dari badan etik.

Demikianlah sedikit info utk membuka cakrawala masyarakat yg telah ngantri untuk menyetor uang 100 juta… lebih baik uang itu utk rumah jompo dan yatim piatu, spy mereka mendoakan pen derma spy tdk kena stroke.

Diteruskan oleh : Fritz
Neurologist and Interventional Neurologist
follow me @fritzsumantri
visit : www.fritzsumantri.com
pin : 2982acdd

this massage brought to you by sinyal yg selalu lancar karena dibayar teratur dan pulsanya cukup

------------------------------------

[ Forum Kesehatan : http://www.medisiana.com ]Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/dokter_umum/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/dokter_umum/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
dokter_umum-digest@yahoogroups.com
dokter_umum-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
dokter_umum-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: